TIMES DEMAK, BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul (Pemkab Bantul) menargetkan 25 pria mengikuti program vasektomi setiap tahunnya.
Program ini tidak hanya digratiskan, tetapi juga memberikan insentif berupa reward Rp 1 juta bagi peserta yang bersedia menjalani prosedur tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini menyatakan bahwa target 25 peserta pada 2024 kemarin tercapai semua.
"Tahun ini, meski belum masuk pertengahan tahun, jumlah peserta sudah mulai bertambah,” ujarnya, Selasa (13/5/2025).
Ia menjelaskan, meski peminat program vasektomi belum terlalu tinggi karena biayanya lebih mahal dibandingkan metode kontrasepsi lain, namun vasektomi tetap dianjurkan karena efektif dan tidak berdampak pada keperkasaan pria.
“Stigma seperti vasektomi mengurangi kejantanan itu tidak benar. Justru yang sudah ikut tidak pernah ada yang mengeluh, apalagi menyebut program ini haram,” jelasnya.
Ninik mengatakan, peserta vasektomi akan difasilitasi keberangkatannya ke rumah sakit rujukan, selama ini ke RSUP Dr. Sardjito dan RSUD Dr Soetarto Yogyakarta. Selain reward Rp 1 juta, peserta juga akan mendapatkan uang transportasi dan uang makan.
“Vasektomi bersifat sukarela, tidak ada sanksi, dan tidak mengikat. Kami hanya menganjurkan, terutama bagi pria yang sudah merasa jumlah anaknya cukup,” tambahnya.
Menurut Ninik, berbeda dengan kontrasepsi untuk perempuan yang mempertimbangkan usia dan jumlah anak, vasektomi lebih fleksibel dan aman.
Program ini pun terus disosialisasikan untuk meningkatkan partisipasi pria dalam pengendalian penduduk di Bantul. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Vasektomi di Bantul Dapat Reward Rp 1 Juta, Target 25 Peserta per Tahun
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Ronny Wicaksono |